Transportasi
merupakan hal pentting dalam keberlangsungan kegiatan manusia. Transportasi
merupakan proses berpindah dari satu teampat ke tempat yang lain. Bagi
masyarakat perkotaan angkutan umum atau angkutan masal sudah melekat dalam
kehidupan sehari-hari. Di Kota Kediri pengguna dari angkutan umum beragam mulai
dari buruh pabrik, pegawai kantor, pelajar, mahasiswa, dan lain sebagainya.
Pada
7 September 2016 Wali Kota
Kediri Abdullah Abu Bakar telah meresmikan bus sekolah gratis bagi pelajar dan
mahasiswa. Bus gartis ini bisa dikatakan sebagai upaya Pemerintah Kota Kediri
dalam mewujudkan The Service City. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi
masyarakat Kota Kediri khususnya para pelajar dan mahasiswa. Dengan adanya moda
transportasi darat gratis tersebut pelajar atau mahasiswa yang berasal dari
keluarga yang kurang mampu bisa sedikit terbantu selain sebagai fasilitias bagi
pelajar dan mahasiswa umunya. Adanya program bus gratis ini juga dapat mengurangi
angka kecelakaan lalu lintas di Kota Kediri, melihat bahwa 75 persen kecelakaan
lalu lintas di kota ini dialami oleh pelajar. Jika kita cermati di Kota
Kediri banyak pelajar SMP yang secara
usia belum memiliki surat izin mengemudi (SIM)
sudah mengendarai sepeda motor ke sekolah dengan kemampuan berkendara
yang buruk, seringkali menggunakan motor yang tidak standar, tidak menggunakan
helm, dan berboncengan lebih dari dua orang. Program ini juga dapat mengurangi
jumlah pelanggaran lalu lintas khususnya yang dilakukan oleh pelajar.
Mayoritas
pelajar pengguna angkutan umum di Kota Kediri adalah siswa SMP dan SMA, jika
dilihat dari usia siswa SMA bisa digolongkan dalam kelompok penduduk usia
produktif dan mungkin ada sebagian siswa SMP yang juga termasuk dalam tersebut.
Pendudukn usia produktif adalah penduduk berusia pada rentang 15-64 tahun.
Sebelum 15 tahun, atau setelah 64 tahun tidak lagi masuk ke dalam usia
produktif. Walaupun pelajar dan
mahasiswa sudah memasuki usia prdouktif mereka tetap menjadi tanggungan
orangtua, artinya segala kebutuhan hidup mereka masih dicukupi oleh orangtua.
Program bus gratis tersebut secara
tidak langsung mengurangi biaya pendidikan masyarakat Kota Kediri. Biaya yang
dikeluarkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi anak ke
sekolah digunakan untuk kebutuhan lainnya. Orang tua yang setiap hari
mengantarjemput anak mereka tidak perlu lagi melakukan hal tersebut karena
fasilitas bus gratis dari pemerintah ini.
Sebelum
adanya bus sekolah gratis ini, pemerintah kota kediri sudah menerapkan program
angkutan kota gratis bagi pelajar. Program angkot gratis bagi pelajar tersebut
sudah diluncurkan sejak 10 Maret 2015.
Masalah yang muncul dalam pelaksanaan program tersebut adalah terdapat bebearapa
sekolah yang tidak termasuk dalam trayek angkutan umum, jadi tidak semua
pelajar bisa menikmati fasilitas tersebut. Faktanya hingga saat ini masih
banyak pelajar yang belum cukup umur sudah mengendarai sepeda motor saat pergi
ke sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa program angkot gratis bagi pelajar
kurang diminati. Penyebabnya bisa dari kebiasaan angkot yang ngetem, selain itu pelajar harus
berdesak-desakkan di dalam angkot karena tidak ada batasan tempat duduk untuk
setiap orangnya, serta pengguna angkot yang tidak hanya pelajar. Sisi positif
dari adanya program angkot gratis yang dirilis satahun yang lalu ini adalah
meningkatkan perekonomian khususnya bagi sopir angkot. Pasalnya setiap angkot
yang beroperasi dan mengikuti program angkot gratis bagi pelajar ini mendapat
subsidi BBM yang jumlahnya cukup untuk operasional angkot itu sendiri. Pasca
adanya program angkot gratis bagi pelajar ini, jumlah angkot yang beroprasi
meningkat.
Jika membandingkan antara angkot gratis
dan bus gratis, dari segi fasilitas bus gratis lebih unggul. Jelas karena daya
tampung bus lebih besar, dilengkapi AC, hanya dikhususkan untuk pelajar dan
mahasiswa, serta tidak perlu berdesak-desakkan. Baik angkot maupun bus gratis
ini bisa saling melengkapi untuk menunjang pelayanan pendidikan di Kota Kediri.
Jika pemerintah Kota Kediri ingin mewujudkan Harmoni Kediri The Service City
akan lebih baik jika program angkot gratis bagi pelajar dialihkan menjadi bus
gratis seutuhnya. Pemerintah Kota Kediri harus menambah jumlah armada bus dan
menambah trayek bus gratis baru agar pelajar di Kota Kediri terfasilitasi walaupun
tidak semuanya dapat diakomodasi sekaligus. Selain itu perlu untuk menambah
halte atau tempat untuk menunggu bus khususnya di sekolah-sekolah yang dilewati
trayek bus pelajar gratis tetapi belum memiliki atau jauh dari halte. Untuk
mengantisispasi kemacetan dan keterlambatan, jadwal keberangkatan bus pelajar
gratis ini bisa dimajukan. Di beberapa titik seperti di Jalan Tembus Kaliombo
yang juga dilewati bus pelajar gratis dan merupakan jalan lokal serta sering
terjadi kemacetan pada jam-jam masuk sekolah karena jalan tersebut merupakan
titik temu dari arah selatan, timur, barat, dan utara .Untuk mewujudkan branding
kota pelayanan, masyarakat Kota Kediri harus turut berperan aktif dalam
mewujudkan hal tersebut dengan berpartisipasi dalam segala program yang dibuat seperti
mengikuti program pelatihan yang diadakan dinas-dinas terkait dan turut serta
dalam menjaga fasilitas publik yang telah disediakan pemerintah Kota Kediri.